Kata “mamplam” berasal dari bahasa Aceh yang artinya pohon atau buah mangga. Gampong ini dinamakan dengan “Mamplam” karena pada zaman dahulu sebelum masyarakat gampong ini membangun sebuah meunasah, masyarakat musyawarah untuk mementukan tempat di mana meunasah akan dibagun, sehingga hasil musyawarah masyarakat gampong pada waktu itu semuanya sepakat untuk membangun meunasah di sebuah tanah kebun yang didalamnya terdapat beberapa pohon mangga yang sangat besar, sehingga meunasah tersebut diberi nama “Meunasah Mamplam”
Pemerintahan Gampong Mamplam dipimpin oleh seorang geuchik dan sudah terbentuknya lembaga-lembaga desa lainnya, dalam berbagai hal mereka membuat perencanaan yang sangat baik dengan selalu mengedepankan musyawarah untuk pengambilan keputusan, untuk bidang pembangunan sudah mulai melakukan berbagai perencanaan baik untuk penunjang ekonomi maupun untuk sosial gampong.
Penduduk Gampong Mamplam 100 Persen beragama Islam dan tidak ada yang non muslim. Kepedulian masyarakat terhadap agama sangat baik. Hal ini dapat terlihat dari keaktifan anak-anak yang banyak menjalani aktifitas pengajian dibalai-balai pengajian terdekat dan melanjutkan pendidikan setelah tamat SMA ke pesantren-pesantren, baik di dalam Kabupaten maupun di luar Kabupaten. Juga dapat terlihat adanya bimbingan pelaksanaan ibadah sosial kemasyarakatan, dengan mengikuti pengajian (majelis Taklim) , Selain itu, masyarakat masih menjunjung tinggi norma-norma agama dan adat istiadat yang turun temurun digunakan oleh nenek moyang di daerahnya. Salah satu contoh ketika ada orang yang meninggal dunia maka masyarakat meramaikan rumah duka tersebut hingga tujuh hari tujuh malam dalam artian ikut merasakan duka yang dialami dan diwaktu pesta perkawinan masyarakat ikut membantunya, adat dan istiadat dari Gampong ini masih alami hal ini dapat dilihat dengan adanya kenduri syukuran sebelum turun ke sawah, musyawarah mufakat dalam setiap penyelesaian suatu masalah, acara duek pakat sebelum mengadakan walimah, resepsi preh dara baro, preh linto dan lain sebagainya.
Penduduk Gampong Mamplam adalah orang yang hidup dalam satu kesatuan bermasyarakat yang tinggi yang dilandasi atas kemurnian Islam, mereka saling bantu-membantu dalam setiap kegiatan Gampong sehingga terbentuk satu ukhwah Islamiah yang cukup kuat, hal ini tercermin dari kepedulian mereka terhadap orang-orang yang tinggal di sekitar mereka, seperti menjenguk orang sakit, mengadakan takziah pada rumah-rumah yang tertimpa musibah, adat perkawinan, gotong royong bersama dan lain-lainnya untuk kepentingan bersama masih ada kepedulian yang sangat tinggi.